Dampak dan Tips Mengelola Lonjakan Gula Darah

Ketika seseorang mengonsumsi banyak karbohidrat, terutama karbohidrat sederhana seperti gula dan tepung, tubuh akan mengalami lonjakan gula darah atau glucospike. Ketika ini terjadi, tubuh akan merespons dengan melepaskan insulin dalam jumlah besar untuk membantu mengangkut glukosa dari darah ke dalam sel-sel tubuh, terutama sel-sel otot dan hati.

Akibat dari lonjakan insulin atau lonjakan gula darah ini termasuk:

Rasa kenyang yang cepat menghilang: Konsumsi karbohidrat sederhana cenderung menyebabkan rasa kenyang yang cepat menghilang karena lonjakan insulin akan menyebabkan penurunan cepat gula darah, yang dapat menyebabkan seseorang merasa lapar lagi. Penimbunan lemak: Lonjakan insulin berlebihan dapat menyebabkan penimbunan lemak, terutama di area perut, karena insulin merangsang penyerapan dan penyimpanan glukosa sebagai lemak dalam sel-sel lemak. Resistensi insulin: Lonjakan insulin yang berulang-ulang dapat menyebabkan resistensi insulin, di mana sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin yang diproduksi. Hal ini dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Penyakit jantung: Lonjakan gula darah yang sering dapat meningkatkan risiko penyakit jantung karena dapat menyebabkan peradangan, peningkatan tekanan darah, dan peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Hipoglikemia reaktif: Setelah lonjakan gula darah, kadar gula darah kemungkinan akan turun tajam, yang dapat menyebabkan gejala hipoglikemia seperti gemetar, keringat dingin, kebingungan, dan rasa lemas.

Untuk menghindari lonjakan gula darah, saat kita terpaksa konsumsi karbohidrat, ada beberapa saran dari dari Jessie Inchauspé Biochemist dari Prancis, bestselling author, and Pendiri the Glucose Goddess movement (https://www.glucosegoddess.com/).

Makan dalam Urutan Tepat: Makanan sebaiknya dikonsumsi dalam urutan ini untuk mengurangi lonjakan gula darah: 1) Serat, 2) Protein dan lemak, 3) Pati dan gula.

Makanan Pembuka dari Sayuran: Sayuran sebagai makanan pembuka dapat mengurangi lonjakan gula darah. Tujuannya adalah agar sayuran pembuka mencakup sekitar 30% dari makanan.

Berhenti Menghitung Kalori: Menghitung kalori tidak selalu meningkatkan kesehatan. Tidak semua kalori sama: kalori yang berasal dari fruktosa lebih merugikan dibandingkan dengan yang dari glukosa.

Sarapan pagi sehat: Sarapan pagi sehat terdiri dari protein (porsi utama), lemak, serat (jika memungkinkan), dan tidak ada makanan manis.

Pilih Pencuci Mulut Sehat: Jika ingin makan sesuatu yang manis, lebih baik sebagai pencuci mulut setelah makan daripada camilan di antara waktu makan.

Cuka Apel: Cuka apel dapat dikonsumsi dengan 1 sendok makan dalam segelas air (dengan sedotan), atau sebagai saus salad, idealnya sekitar 20 menit sebelum makan. Ini dapat mengurangi lonjakan gula darah sebesar 30%.

Bergerak Setelah Makan: Setelah makan, jika memungkinkan, gunakan otot Anda selama 10 menit untuk mengurangi lonjakan gula darah. Contohnya: berjalan, membersihkan rumah, atau melakukan angkat betis.

Jika Harus Camilan, Pilih yang sehat: Camilan manis memberikan kenikmatan, sedangkan camilan sehat memberikan energi. Camilan sehat mencakup protein, lemak sehat, dan serat.

Tambahkan “Pakaian” pada Karbohidrat Anda: Menambahkan protein, lemak, atau serat pada pati dan gula yang terpaksa kita konsumsi dapat mengurangi kecepatan penyerapan glukosa dalam tubuh.

Post a Comment

0 Comments